Kamis, 16 Mei 2013

Muslim Brazil : Dari Pembantaian, Perbudakkan Hingga Walikota

Brasil , sebuah Negara yang memiliki potensi yang besar buat komunitas Muslim . Kehadiran Islam di Brasil dapat diklarifikasikan dengan tiga tahap:

Yang pertama, dimulai dari saat Brasil ditemukan oleh pelaut Portugis pada paruh kedua abad ke-15. Pemimpin para pelaut yang pertama kali menemukan Brasil adalah Caprao Portugis. Sebagian besar sumber menyebutkan bahwa ia dibantu oleh para pelaut Muslim yang berpengalaman dari Iberia, Afrika.

Ada juga beberapa sumber yang mengatakan bahwa beberapa Muslim lolos dari pembantaian dan penyiksaan kaum Nasrani dan melarikan diri ke Brazil di mana mereka bisa menjalankan agama mereka lebih bebas. Namun, mereka segera dianiaya juga oleh Inkuisisi (pembantaian dan penyiksaan ) oleh Nasrani portugis di Brazil yang mengakibatkan hampir punahnya umat Islam di Brazil. Para pembantai Nasrani saat itu mengindentifikasi seorang itu adalah muslim karena selalu mandi setiap hari Jumat dan memakai busana putih dalam acara ibadahnya.

Tahap kedua adalah ketika Portugis mulai membawa budak dari Afrika Barat untuk digunakan sebagai buruh untuk reklamasi lahan yang luas di Brasil pada tanggal abad ke 16.

Banyak dari mereka adalah Muslim, bahkan mayoritas adalah Muslim. Beberapa dari mereka adalah imam dan ulama Islam yang menyamar menjadi budak, dan mereka dicampur dengan budak yang lain. Mereka para ulama itu membuat diri mereka sendiri sebagai tawanan dengan sengaja agar ia dapat melindungi agama saudara-saudara muslim mereka yang diperbudak oleh Portugis.

Ketika Muslim Afrika Barat tiba ke Brasil mereka segera dipaksa dibaptis oleh Portugis yang membawa mereka, itulah sebabnya mereka mempraktekkan Islam secara rahasia. Mereka mempertahankan gaya hidup Islami dalam gubuk mereka untuk membuat madrasah ajar mengajar al Qur’an.

Menjelang akhir abad ke-18 sekelompok Muslim dari Afrika tengah pun dikirim ke Brazil. Mereka datang dari negeri yang telah menyaksikan kemajuan peradaban Muslim, para pendatang baru itu memainkan peran untuk mengusung pemberontakan akan kebebasan dari penindasan atas perbudakan dari tuan tanah Portugis. Dengan demikian, sejumlah revolusi dan pemberontakan anti perbudakan telah dimulai sejak awal abad ke-19 (1800-1805-1811).

Pada tahun 1835 sebuah revolusi Islam besar meletus di negara bagian Bahia dan dijuluki sebagai “Perjuangan para Budak.” Ini bertujuan untuk pembebasan budak dan pembentukan sebuah Negara Islam di Brasil. Tapi sayangnya Revolusi Islam itu gagal dan dihancurkan . Pasca kekalahan revolusi, untuk pertama kalinya penjajah Portugis mengembalikan sekelompok “budak” ke Negara asalnya di Afrika Barat di mana kelak mereka akan memainkan peran besar kemudian dalam sejarah wilayah ini, karena beberapa dari mereka (para budak itu) kembali di Brazil dan tersebar di seluruh penjuru wilayah Brazil. Mereka sangat berperan besar pada pertanian, industri dan pertambangan emas.

Akhirnya, tahap ketiga pengaruh Islam di Brasil , datang gelombang pertama muslim Lebanon yang berimigrasi di tahun 1920. Ini berlanjut sampai hari ini. LSM Muslim yang pertama adalah Organisasi Amal Islam yang didirikan pada tahun 1929. Organisasi ini menjadi satu-satunya Lembaga Islam sampai pertengahan 1950-an ketika kaum Muslim mulai berpikir untuk membentuk organisasi-organisasi lain di daerah di negeri ini. Hari ini umat Islam sudah memiliki 80 organisasi di seluruh negeri , dan memiliki 100 masjid.

Di Brazil, terdapat juga komunitas Yahudi , jumlah mereka diperkirakan antara 160,000 dan 200,000 orang . Walaupun dengan jumlah tersebut, mereka sangat berpengaruh dan kuat. Mereka tidak berpartisipasi dalam politik secara langsung tetapi mereka mendukung dan mempengaruhi tokoh-tokoh tertentu yang bisa memenuhi dan sejalan dengan kepentingan mereka.

Muslim Brazil juga sangat antusias terhadap perkembangan Arab Spring, contoh nyata adalah banyak masjid dan organisasi Islam disini mengeluarkan pernyataan yang mengutuk rezim Assad. Ada beberapa demonstrasi umat Muslim untuk mendukung revolusi Suriah. Namun, demonstrasi itu tidak bisa diikuti oleh sebagian besar warga suriah di Brazil ini , karena sebagian besar dari imigran muslim Suriah di Brazil adalah bersekte Syiah Alawit, sehingga kelompok mereka sebagian besarnya tentu pro-Rezim Suriah. Akhirnya beberapa imigran yang berasal dari Islam sunni Suriah di sini enggan untuk bergabung dengan demonstrasi anti-Bashar karena ia memiliki keluarga di rumah dan mereka takut mereka akan diintimidasi dan bisa terluka oleh pro rezim. Namun banyak masjid dan organisasi Islam di Brazil mengeluarkan pernyataan mengutuk Bashar dan mendukung revolusi Suriah dan hingga kini masih melakukan demonstrasinya.

Perlu diketahui , bahwa wakil presiden Brasil, Michelle Tamer, adalah berasal dari Lebanon. Dan Kepala Kotamadya São Paulo yang merupakan kota terbesar kedua setelah New York juga keturunan Arab. Namanya adalah Ferdinand Haddad.

Muslim baru-baru ini sudah dapat mengambil posisi politik publik. Ada beberapa Muslim menjadi walikota, dan ada juga beberapanya menjadi anggota parlemen di São Paulo.

Penulis :

Imam Taqi el-Din: aktivis Islam di Brasil , ia lulusan Universitas Madinah Islam pada tahun 1986.

Ia mendirikan Ali bin Abi Taleb Islamic Center di Sao Paolo pada tahun 1986, dan mendirikan sejumlah situs Islam, termasuk situs web Islam pertama di Brazil, yaitu www.islam.com.br pada tahun 1998. Saat ini beliau adalah Presiden Dewan Agung Urusan Islam dan Imam di Brazil dan Manajer Urusan Islam di Federasi Asosiasi Muslim Brazil. (OI.net/Dz) || Eramuslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar